Saturday, October 15, 2011

Cuba

Tuhan , terima kasih.


Yang dulunya menangis dalam gelap malam.
Yang dulunya mengharapkan mentari kembali terangi harinya.
Yang dulunya bermuka tembok harapkan yang hilang itu datang kembali.
Yang dulunya jadi perigi cari timba merayu rayu.
Yang dulunya inginkan cahaya terik mentari yang sudah tahu bisa demam jadinya jikalau tetap menunggu.


Lalu kini semua itu disimpan kemas dalam memori. Diletak tepi agar bisa jadi panduan.
Aku pilih untuk pandang depan, dan terus kedepan. Namun kadang kala aku toleh juga kebelakang, untuk pastikan bayang itu tidak mengekori aku. 


Kini yang ada hanyalah senyuman dalam gelap malam yang disinari cahaya bulan.




*'Aku sudah lepaskan kau, dan aku cuba lepaskan memori dan parut luka yang kau hadiahkan. Aku cuba.